Jumat, 21 September 2012

[Renungan] : Sehebat Apapun Kita Juga Perlu Orang Lain

hai bloggersz,
kali ini saya akan memposting tentang "Sehebat apapun kita, kita juga perlu orang lain". Wah panjang juga yah judulnya. Sebenarnya saya ingin pangkas judulnya menjadi lebih pendek, namun saya tidak tahu harus dari mana memangkasnya, jadi hanya segitu saja yang dapat saya pangkas. Tanpa basa - basi yuk ke TKP !
      Kita analogikan seperti ini, kita seorang murid yang misalnya pinter sekalipun bila tidak ada guru yang menerangkan dan membantu kita untuk mengerti suatu pelajaran. Nah Orang yang bijak sekalipun masih membutuhkan nasihat supaya ia menjadi lebih bijak. Nah ada lagi analogi nyata sebagai berikut :
      Semua pemain profesional maupun amatir pasti memiliki pelatih. Contoh Roger Federer misalnya, pemain tennis sehabat dia sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka disuruh bertanding antara Roger Federer dengan pelatihnya, pasti yang menang Roger Federer. Kita pasti bertanya - tanya dalam hati kita, mengapa petenis kelas dunia seperti Roger Federer butuh pelatih meskipun sudah jelas dia lebih hebat dari pelatihnya ?
      Sebenarnya kita haruslah tahu bahwa Roger Federer butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat darinya melainkan karena ia membutuhkan seseorang untuk melihat hal - hal yang tidak dapat dilihat oleh dirinya sendiri. Hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan titik buta atau blind spot.
      Kita hanya bisa melihat titik buta tersebut dengan bantuan orang lain. Dalam kehidupan, kita membutuhkan orang lain untuk mengawal kehidupan kita sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser. Kita juga membutuhkan orang lain untuk menasihati bahkan menegur kita jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru, yang bahkan kita tak menyadarinya.
      Yang paling utama dari semua ini adalah KERENDAHAN HATI untuk menerima kritikan, nasihat, dan teguran yang justru dapat menyelamatkan kita. Ingat ! Kita bukanlah manusia sempurna. Biarkan orang lain menjadi "mata" kita, sehingga kita bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat dengan pandangan diri kita sendiri. Dengan kesalahan yang telah dilihat dan diberitahu oleh orang lain, kita belajar tentang, Peluang (Tahu yang benar), Tahu malu (Berarti kita tahu cara merubahnya), diingatkan oleh situasi, bertindak dan memperbaiki, bermawas diri dan dapat menjadi lebih baik setiap harinya.
      Di manapun kita berada, sesulit apapun keadaan kita, yakinlah bahwa kita sedang digerakkan ke arah yang lebih baik, tetap berdoa, berusaha, dan selalu bersyukur.


  Nah akhir kata,
semoga bermanfaat bagi semua yang membaca :D

Disqus Comments