Hai Bloggersz,
Masih tentang postingan tadi yang Renungan Hargai Mama Kita kali ini saya akan memposting Renungan Hargai Mama Kita (2). Hari ini saya sangat senang menemukan renungan buat menyadarkan kita pentingnya orang tua kita. Dari pada saya banyak ngomong langsung ke TKP :
Mama Tini hanya punya 1 mata, Tini membencinya, Mama Tini memalukan bagi Tini. Mama Tini memasak di SMP tempat Tini sekolah untuk biaya hidup Tini sekeluarga.
Hari itu Mama Tini datang ke kelas dan menyapa TIni. Tini sangat malu, lalu Tini mengacuhkannya dan berlari pergi.
Keesokan harinya, teman-teman mengejek Tini, ingin rasanya Tini menghilang. Saat pulang, Tini berteriak kepadanya "Kalau kau hanya ingin membuatku jadi bahan tertawaan, kenapa kau tidak mati saja?!" Tini benar-benar marah saat itu.
Tini bertekad keluar dari rumah itu dan tidak berhubungan dengan Mamanya sama sekali. Jadi, Tini belajar dengan semangat dan akhirnya mendapat beasiswa belajar di Singapura. Tini menikah, punya anak dan bahagia dengan kehidupan Tini.
Sampai suatu hari, Mama TIni datang ke Singapura untuk menjenguk, saat di depan pintu, anak-anak Tini melihat dan ketakutan, saat itu juga Tini berteriak "Beraninya kau datang ke rumahku, pergi dari sini, kau hanya menakuti anak-anak!!" Mama TIni terkejut dan menjawab "Maafkan saya, mungkin saya salah alamat."
Setahun kemudian, datanglah undangan reuni SMP. Tini hadir. Setelah itu, Tini sempat melihat 1 rumah, dimana Tini tinggal saat itu, hanya ingin tahu dan kata seorang tetangga mamanya sudah meninggal, tini tidak meneteskan air mata. Tetanggaku memberikan surat yang mamanya ingin Tini membacanya.
"Anakku tercinta, aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan aku saat datang ke Singapura dan menakuti anak-anakmu dan juga maafkan aku membuatmu maludi depan teman-temanmu dulu. Semoga kamu mengerti. Waktu kecil kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan 1 mata. Sebagai mama, aku tidak sanggup melihatmu tumbuh dengan 1 mata, jadi aku memberikan milikku. Aku bahagia karena anakku akan memperlihatkan seluruh dunia untukku dengan mata itu."
Pesan : Jangan berpalingkan tubuh dan jangan pernah mengejek memarahi ibumu walaupun mamamu cacat kaki, tangan dan lain sebagainya. Meskipun begitu mamamu juga manusia dan tetap harus di hargai dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Jadi, saya tekankan lag bahwa jangan meremehkan orang tuamu yang cacat dan lain sebagainya !
Akhir kata,
Semoga tersadarkan
Masih tentang postingan tadi yang Renungan Hargai Mama Kita kali ini saya akan memposting Renungan Hargai Mama Kita (2). Hari ini saya sangat senang menemukan renungan buat menyadarkan kita pentingnya orang tua kita. Dari pada saya banyak ngomong langsung ke TKP :
Mamaku hanya punya satu mata.
Mama Tini hanya punya 1 mata, Tini membencinya, Mama Tini memalukan bagi Tini. Mama Tini memasak di SMP tempat Tini sekolah untuk biaya hidup Tini sekeluarga.
Hari itu Mama Tini datang ke kelas dan menyapa TIni. Tini sangat malu, lalu Tini mengacuhkannya dan berlari pergi.
Keesokan harinya, teman-teman mengejek Tini, ingin rasanya Tini menghilang. Saat pulang, Tini berteriak kepadanya "Kalau kau hanya ingin membuatku jadi bahan tertawaan, kenapa kau tidak mati saja?!" Tini benar-benar marah saat itu.
Tini bertekad keluar dari rumah itu dan tidak berhubungan dengan Mamanya sama sekali. Jadi, Tini belajar dengan semangat dan akhirnya mendapat beasiswa belajar di Singapura. Tini menikah, punya anak dan bahagia dengan kehidupan Tini.
Sampai suatu hari, Mama TIni datang ke Singapura untuk menjenguk, saat di depan pintu, anak-anak Tini melihat dan ketakutan, saat itu juga Tini berteriak "Beraninya kau datang ke rumahku, pergi dari sini, kau hanya menakuti anak-anak!!" Mama TIni terkejut dan menjawab "Maafkan saya, mungkin saya salah alamat."
Setahun kemudian, datanglah undangan reuni SMP. Tini hadir. Setelah itu, Tini sempat melihat 1 rumah, dimana Tini tinggal saat itu, hanya ingin tahu dan kata seorang tetangga mamanya sudah meninggal, tini tidak meneteskan air mata. Tetanggaku memberikan surat yang mamanya ingin Tini membacanya.
"Anakku tercinta, aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan aku saat datang ke Singapura dan menakuti anak-anakmu dan juga maafkan aku membuatmu maludi depan teman-temanmu dulu. Semoga kamu mengerti. Waktu kecil kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan 1 mata. Sebagai mama, aku tidak sanggup melihatmu tumbuh dengan 1 mata, jadi aku memberikan milikku. Aku bahagia karena anakku akan memperlihatkan seluruh dunia untukku dengan mata itu."
Pesan : Jangan berpalingkan tubuh dan jangan pernah mengejek memarahi ibumu walaupun mamamu cacat kaki, tangan dan lain sebagainya. Meskipun begitu mamamu juga manusia dan tetap harus di hargai dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Jadi, saya tekankan lag bahwa jangan meremehkan orang tuamu yang cacat dan lain sebagainya !
Akhir kata,
Semoga tersadarkan