hai bloggersz,
kali ini saya akan mencoba menceritakan pengalaman saya dalam mengikuti Lomba Robot Internasional AYRO di Singapura dua minggu lalu. Saya menyempatkan diri untuk menulisnya di sini. Semenjak SMA, saya sudah memilih ekstrakulikuler Robotik. Alasan saya memilih ekskul robotik adalah tidak adanya ekskul lain yang menarik bagi saya. Ini hanya pendapat pribadi ya hehehe. Namun semenjak saya mengikuti ekskul ini saya merasakan pengalaman baru yang banyak sekali. Sebenarnya, lomba robotik ini bukan kali pertama saya ikut. Saya sudah mengikuti Lomba Robotik KRON di Indonesia dan itu merupakan debut pertama saya sebagai peserta lomba robotik, Saya beserta Richie dan Niko sebagai Kanaan United serta Kevin T, Ronald, dan ko Stefanus sebagai Kanta Baper. Ya, jangan terlalu menghiraukan nama-nama tim yang aneh itu. Eh, malah keluar dari topik, tapi tidak masalah hehehe. Tanpa basa-basi, yuk ke TKP!!!
Perjuangan kami menuju kemenangan di kompetisi robotik, AYRO, Singapura tidaklah mudah. Kami seringkali dirundung masalah yang tiada habisnya. Masalah pertama kami mencuat pada awal Januari saat guru ekskul kami memilih 6 orang untuk ikut kompetisi robotik di Singapura ini. Ada salah seorang dari kami sedang menghadapi masalah sehingga dia benar-benar tidak ada niat dalam mengikuti kompetisi ini. Kami pun terus mencari solusi untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang akan kami hadapi. Setelah mencoba berbagai alternatif, akhirnya dia pun setuju untuk mengikuti kompetisi robotik. Komposisi kami terdiri atas dua tim. Satu tim berisikan dua orang dari kelas 10 dan satunya dari kelas 11 sedangkan satu tim lainnya beranggotakan satu orang dari kelas 10, satu orang dari kelas 11, dan satu orang dari kelas 12. Awalnya guru ekskul kami menyarankan murid kelas 12 tersebut tidak ikut lantaran lebih baik fokus UN terlebh dahulu, namun hal tersebut tidak menjadi masalah bagi murid tersebut.
Masalah berikutnya datang dari jadwal ujian yang ternyata bertabrakan dengan jadwal lomba. Kami menjadi stress sendiri lantaran jadwal lomba bisa bertabrakan dengan jadwal ujian tengah semester. Setelah dipikir-pikir, kami terus berpikir positif dan tidak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Kami mulai persiapan robot pada awal Februari dan semakin intensif pada pertengahan Februari. Rata-rata kami pulang pada pukul 19.00. Namun untungnya, kami masih bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan masih bisa bersemangat melewati beratnya hari.
Kendala berkutnya adalah persiapan robot kami yang cenderung melambat karena tugas-tugas dan ulangan yang menumpuk di jam sekolah. Hal itu membuat jadwal deadline kami mundur jauh yang seharusnya sebelum UTS sudah selesai, menjadi beberapa hari sebelum lomba. Adanya lomba mendadak di Jakarta Timur juga membuat persiapan kami untuk ke Singapura terhenti sejenak. Namun, kami tetap ambil hal positifnya karena lomba tersebut menjadi nilai tambah bagi kami. Ada sebuah robot pengikut garis yang awalnya kami hampir pasrah tidak dapat dipakai, akhirnya menjadi robot yang sangat amat berguna untuk perlombaan berikutnya bahkan menjadi pertimbangan kami untuk membawa robot tersebut untuk kompetisi robot di Singapura. Kami juga mempunyai kendala saat mempertimbangkan panggung apa yang seharusnya digunakan untuk tim kedua. Akhirnya, kami menyuruh dua orang teman kami untuk menggambarkan suasana hutan dan hasil gambarannya sesuai ekspetasi kami.
Empat hari sebelum lomba, ada masalah mengejutkan pada bidang kompetisi 2 on 2 soccer. Robot yang kami buat ternyata mempunyai kendala teknis yang terlalu besar sehingga kami tidak mau ambil resiko pada robot tersebut. Kami pun membongkar robot tersebut dan membuat dua lagi yang baru dengan komponen yang berbeda. Untungnya, robot soccer tersebut dapat dikontrol dengan baik.
Sehari sebelum perlombaan, kami sudah mempersiapkan barang apa saja yang akan kami bawa untuk besok. Tentunya dengan masih ada beberapa hal yang masih belum selesai dan akan diselesaikan di Singapura. Kami pun mengakhiri persiapan kami dengan berdoa dan pulang ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan barang sendiri.
Pada hari Sabtu, 12 Maret 2016 pukul 04.30 WIB, kami berangkat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kami mempunyai tiket yang diberikan oleh pantia kompetisi robot. Kami terbang menuju Singapura pada pukul 08.30 WIB dan sampai di Changi International Airport pukul 11.20 waktu Singapura. Saat tiba, semua masih berjalan lancar sampai ketika kami akan pergi ke hostel untuk beristirahat, salah seorang dari kami kehilangan dompetnya. Kami pun bingung kapan dompetnya menghilang. Akhirnya kami memutuskan untuk berpisah, lima orang langsung menuju ke hostel mempersiapkan diri untuk besok lomba serta dua lainnya termasuk guru ekskul kami menunggu di bandara dan mengusahakan agar dompetnya ditemukan. Guru ekskul kami dan yang kehilangan dompet berinisiatif ke pusat informasi bandara. Saat memberitahu bahwa dompet kami ada yang hilang, ternyata petugas bandara di sana juga sudah menemukan sebuah dompet yang hilang pula. Kami diarahkan untuk ke terminal sebelumnya dan pergi ke pusat informasi terminal tersebut. Sesampai di pusat informasi terminal itu, ternyata memang dompet kami yang hilang telah ditemukan di sana. Kami sangat bersyukur bahwa dompet tersebut masih ada dan isinya tidak ada yang hilang sedikit pun. Kami tahu bahwa kejadian kehilangan dompet itu bukanlah salah dari seorang dari kami, melainkan memang barang bawaan kami yang begitu banyak sehingga fokus kami terpecah-pecah. Mereka pun menunggu bus jemputan kedua yang mengantar mereka ke hostel.
Di hostel, kami terus mempersiapkan robot-robot kami untuk kompetisi robot. Kondisi fisik kami yang semakin berkurang tidak membuat kami patah semangat dan mengeluh, kami tetap bekerja sesuai dengan kerjaan masing-masing sampai waktu ternyata telah menunjukkan pukul 01.30 waktu Singapura. Kami bangun pukul 04.00 dan bersiap-siap untuk pergi ke lokasi kompetisi Robot, tepatnya di MAI School, Toa Payoh, Singapura pukul 08.00.
Saat kompetisi di mulai, ternyata efek psikologis salah seorang dari kami masih juga terganggu. Namun, guru ekskul kami mencoba mencari solusi agar teman kami tidak terpikirkan masalah itu lagi dan fokus terhadap perlombaan. Satu per satu bidang kompetisi yang kami ikuti dapat terlewati dengan baik tanpa kurang suatu apapun. Pada saat 2 on 2 soccer, di situlah kami baru dihadapi beberapa masalah, seperti robotnya kurang responsif, terkendala kurang baterai, dan lawan yang memang cukup berat. Akhirnya, kami tidak dapat melanjutkan pertandingan karena kalah dalam adu penalti. Kami tetap bersyukur lantaran dapat melewati seluruh kompetisi dan menjadikan kekalahan ini sebagai bahan pembelajaran untuk membuat kami lebih baik lagi.
Kami selesai berkompetisi pukul 18.30, kami diarahkan untuk pergi mencari makan sekitar 200 meter ke kiri sekolah tersebut. Setelah selesai makan, kami kembali ke MAI School dan dibacakanlah para pemenang kompetisi AYRO Singapura. Kami sangat terkejut ketika kami dipanggil terus-terusan naik ke panggung untuk mengambil raihan medali dan piala kemenangan. Kami tidak habis pikir bahwa kami bisa menjuarai hampir semua kategori lomba robot kecuali 2 on 2 soccer. Kami berhasil membawa pulang dua piala emas, tiga medali perak, empat medali perunggu, dan satu piala special award. Kami sangat bahagia dan bersyukur atas torehan yang kami dapatkan. Kami juga tidak lupa berdoa kembali atas berkat Tuhan yang selama ini mengasihi dan selalu memberi kemudahan bagi kami untuk mencapai tujuan. Tuhan tidak pernah meninggalkan kami sampai kami pulang ke Indonesia dengan selamat dan pulang ke rumah masing-masing dengan tidak kehilangan apa pun. Tuhan selalu berada di sisi kami di mana pun kami berada. Kami sangat bersyukur bahwa masalah dan rintangan yang kami hadapi selama persiapan maupun saat berkompetisi, tidak membuat kami resah, patah semangat, dan mengeluh, melainkan membuat kami lebih termotivasi untuk mencapai tujuan kami yaitu kemenangan.
Di hari terakhir, kami pergi berkeliling beberapa tempat di Singapura yang telah panita lomba tentukan. Kami ada mengunjungi Nan Yang Technology University, PP-Ipteknya Singapura, dan terakhir Sentosa Island. Berikut ini beberapa foto yang kami ambil di sana hehehe.
Setelah itu kami pulang pada pukul 19.00 waktu Singapura dan sampai di Indonesia pukul 21.30 WIB.
Nah, mungkin itu saja yang dapat saya ceritakan dari pengalaman saya ini. Semoga kalian dapat menikmati cerita pengalaman saya ini hehe.
Akhir kata,
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat !
Di hari terakhir, kami pergi berkeliling beberapa tempat di Singapura yang telah panita lomba tentukan. Kami ada mengunjungi Nan Yang Technology University, PP-Ipteknya Singapura, dan terakhir Sentosa Island. Berikut ini beberapa foto yang kami ambil di sana hehehe.
Setelah itu kami pulang pada pukul 19.00 waktu Singapura dan sampai di Indonesia pukul 21.30 WIB.
Nah, mungkin itu saja yang dapat saya ceritakan dari pengalaman saya ini. Semoga kalian dapat menikmati cerita pengalaman saya ini hehe.
Akhir kata,
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat !