Sabtu, 21 September 2013

[Renungan] : Sebuah Kepercayaan

hai bloggersz,
wah sudah lama saya tidak menulis artikel lagi, saya terlalu stress memikirkan apa yang seharusnya tidak saya pikirkan, namun itulah saya hehehehe. Untuk kali ini saya akan menulis artikel tentang "Sebuah Kepercayaaan". Nah tentu semua memilki kepercayaan masing - masing dong ? Nah, kali ini saya bukan membanding-bandingkan kepercayaan ya, tetapi hubungan sebuah kepercayaan dengan sifat, sikap, ataupun kebiasaan kita. Nah, tanpa basa-basi yuk ke TKP !

Tentu kita sudah tahu apa itu kepercayaan. Nah, masalah yang biasa kita temui akhir-akhir ini adalah ketidakdisiplinan kita kepadaNya. Contohnya seperti tidak rajin beribadah dan berdoa maupun bersyukur kepadanya, lantaran berbagai alasan seperti sibuk, lelah, mengantuk dan bahkan ada yang terkadang mengatakan lupa akan hal sedemikian pentingnya.

Untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan ini menurut pendapat saya agak susah. Mengapa ? Kita ilustrasikan seperti kita sebagai murid yang malas yang ingin mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, terkadang untuk mengambil pulpen untuk menulis saja malasnya bukan main. Perlu dimarahi atau mempunyai niat yang kuat dahulu baru murid malas ini baru mau mengerjakan PRnya. Jadi, untuk menghilangkan kebiasaan ini kita harus mempunyai tekad, niat, dan kemauan yang kuat agar kebiasaan ini bisa dihilangkan.

Nah, untuk menjelaskan hubungan antara sikap/sifat dengan kepercayaan, saya akan menuliskan sebuah illustrasi seperti ini, ada seseorang yang rajin sekali beribadah, namun kelakuannya tidak mencerminkan yang baik melainkan tindakan yang buruk dan bahkan karena buruk sekali ia dijauhi banyak orang. Untuk ilustrasi tadi sebenarnya meskipun kita rajin beribadah, berdoa, dan lain-lain, kalau sifat atau sikap kita kebalikan dari apa yang diajarkan oleh kepercayaan kita, sebenarnya nilai yang diberikan Tuhan adalah nol atau nihil. Tuhan juga mungkin kecewa dan murka besar melihat orang-orang yang seperti itu. Itu diibaratkan kepercayaan itu hanya sebuah nama saja. Jika ada seseorang seperti itu maka sebenarnya orang itu sama saja tidak berguna. Jika orang itu memakai alasan, "Saya rajin kok ke rumah ibadah, saya rajin kok berdoa." itu juga tidak berguna apabila sikap/sifatnya tidak diterima Tuhan, bagaimana Tuhan bisa membantu orang seperti itu ?

Jadi, kesimpulannya adalah sebagai berikut :
Pertama, untuk masalah kita tidak disiplin kepadaNya, minimal kita ada berdoa dan mengucap syukur kepadaNya dalam kehidupan sehari-hari. Itu sudah cukup, untuk rajin beribadah kita bisa membuat jadwal terlebih dahulu dan jangan terlena dengan acara-acara lain (Tetapi kalau terpaksa ada acara yang harus diikuti ya ikuti saja acara itu).
Kedua, menurut saya untuk mengubah sikap/sifat itu cukup menyusahkan, jadi untuk mengubahnya kita harus ada kemauan dan bekerja keras melawan sikap buruk kita. Kita tidak boleh hanya sekali dua kali saja bekerja kerasnya, melainkan setiap saat agar kebiasaan buruk ini benar-benar lenyap.

Nah, akhir kata,
Semoga bermanfaat dan selamat berakhir pekan :D
Disqus Comments