Sabtu, 21 Maret 2015

[Renungan] : Kisah Anak Memotong Sebatang Kayu

Hai bloggersz,
Wah sudah lama sekali saya tidak membuat artikel. Nah, kesempatan kali ini saya akan membuat artikel yang berjudul Kisah Anak Kecil Memotong Sebatang Kayu. Sebenarnya saya akan coba menuliskan kisah ini dan silahkan kalian ambil moral yang dapat di ambil dari kisah ini. Yuk ke TKP !!!

                Di suatu desa, hiduplah seorang anak kecil bersama kedua orang tuanya. Orang tua anak ini merupakan wiraswasta yang membuka toko material di desa tersebut. Anak ini tumbuh dalam lingkungan yang sederhana. Anak ini sering sekali melihat karyawan orang tuanya menggergaji kayu. Karena ingin tahu rasanya memotong kayu, ia meminta ayahnya sebatang kayu untuk digergaji olehnya. Awalnya, ayahnya tidak mengizinkan dia untuk melakukannya. Tetapi akhirnya, ayahnya mengizinkannya untuk menggergaji sebatang kayu. Tidak tanggung-tanggung, kayu yang akan digergaji anak ini adalah kayu kaso. Anak kecil ini girang sekali melihat ayahnya membolehkan dia menggergaji sebatang kayu.
                Pertama-tama, anak ini meminta ayahnya mengajarkan dia menggergaji kayu itu. Setelah mengetahuinya, ia mencoba menggergaji kayu itu sendirian dengan bantuan klem kayu (jepitan kayu). Mulai dari siang hari hingga sore hari, anak ini terus menggergaji kayu itu. Selama itu, baru setengah dari kayu tersebut digergaji oleh dia. Dengan perasaan selalu senang dan ingin cepat-cepat menuntaskannya, ia tetap menggergaji kayu tersebut. Sampai-sampai ibu anak ini datang kepadanya untuk meminta anak ini berhenti dan beristirahat. Anak ini tetap ingin menggergaji kayu itu.
                “Aku ingin gergaji sampai putus kayunya ma,” kata anak ini dengan antusias.
                Ibu anak ini pun membiarkannya menggergaji kayu itu. Waktu menunjukkan jam 6 malam, anak ini masih saja menggergaji kayu itu. Kayu tersebut tinggal sedikit lagi putus. Ayahnya datang menemuinya dan berkata,
                “Ayo, kita masuk ke rumah, sudah malam.”
                “Tapi papa, kayunya belum tergergaji sampai putus,” kata anak ini dengan muka agak menyesal
                “Baiklah, tapi papa tidak dapat beri waktu agak lama, soalnya sudah waktunya mandi.”
                Anak ini terdiam dan terus menggergaji kayu itu dengan lebih cepat lagi. Akhirnya, kayu itu tergergaji sampai putus. Anak ini tersenyum gembira dengan hasil kerja kerasnya.
-------
                Nah, apakah ada yang mendapatkan sesuatu dari kisah di atas? Kalau tidak, saya akan mencoba menjelaskannya. Memang benar bahwa cerita ini dapat menimbulkan banyak pendapat apabila kita semua melihat dari sudut pandang yang berbeda-beda. Jadi, saya akan coba menebak apa saja yang bisa didapat dari kisah ini.

  •  Banyak orang langsung pindah ke ‘lubang’ lain tanpa menyelesaikan ‘lubang’ yang digalinya
Ya, banyak orang bisa saja pindah pekerjaan atau usaha, karena mereka anggap usaha tersebut gagal total. Namun, apakah yang akan terjadi bila kita bisa bersabar sedikit? Bisa saja usaha yang kita buat dari nol tiba-tiba menjadi ramai dan akhirnya sukses walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama. Kuncinya ialah kesabaran. Tentu kita juga harus mengetahui batas kesabaran kita dan juga harus mengetahui apakah usaha kita benar-benar bisa membuahkan hasil atau tidak dari awal. Jadi, jangan putus asa di awal jalan. Jalan hidup kita itu masih ‘panjang’.

Dalam konteks ini, bisa juga banyak orang menghindari apa yang salah dalam dirinya dan membuat orang tersebut terjebak dalam masalah lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh menghindari masalah yang sedang kita hadapi sekarang. Kita seharusnya menyelesaikan satu per satu masalah kita, bukan menghindarinya.

  • Seseorang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi bila dia tidak pernah mencobanya
Banyak sekali orang takut mencoba sesuatu (termasuk penulis juga jadi kita sama-sama memperbaikinya). Padahal, bisa saja hal tersebut jadi bermanfaat sekali bagi kita. Kecuali, hal tersebut adalah rokok atau narkoba, itu baru boleh kita hindari. Maksud penulis di sini adalah kesempatan baik itu tidak pernah datang dua kali. Kalau ada kesempatan baik muncul dihadapan kita, cepat-cepat kita ambil kesempatan itu. Kita coba dulu, berhasil atau tidak itu urusan belakangan. Kalau kita tidak mencoba sudah pasti tidak berhasil bukan?
selalu optimis dalam segala hal
  • Selalu optimis dalam segala hal
Kita seharusnya selalu optimis dalam segala hal, mau itu dalam keadaan susah dan mudah. Tuhan tidak pernah membuat kita susah terus dalam kehidupan kita, bukan? Di dalam kesusahan sudah pasti ada kemudahan yang berdampingan. Jadi, buat apa kita pesimis? Pesimis hanya membuat kita jatuh ke dalam lubang yang lebih dalam. Kalau kita tetap optimis, harapan untuk berhasil atau menyelesaikan masalah pasti masih ada. Kalau kita pesimis? Kita bagaikan memutus harapan begitu saja. Jadi, berusahalah untuk selalu optimis dan tetap memiliki semangat untuk menyelesaikan masalah.

Kesusahan akan terlewat bila sudah ada niat

  • Kalau sudah ada niat, kesusahan apapun pasti dapat terlewati
Di kisah ini, anak itu hanya berpikir bahwa dia hanya perlu menggergaji kayu itu sampai selesai. Dia tidak memikirkan apa yang ia akan dapat maupun sesusah apapun pekerjaan itu. Begitu juga kita, kalau kita ada niat, mau itu susahnya sampai buat kita menyerah, kita juga akan mencoba melewatinya untuk melanjutkan kesuksesan kita. Contoh lain, Toni mempunyai niat meraih peringkat 1 di kelasnya. Tentunya dia akan giat belajar tanpa sebab meski sebelumnya ia sangat malas belajar. Dengan adanya niat atau bisa dikatakan arah, kita akan mencoba semaksimal mungkin untuk meraihnya. Berbeda dengan orang tanpa arah, pasti akan kebingungan juga hidupnya ingin seperti apa.
  • Bekerjalah dengan sepenuh hati dan hati yang gembira
Pernahkah kalian melihat orang yang bekerja dengan muka murung atau jutek berbicaranya? Itu merupakan contoh-contoh orang yang bekerja dengan tidak sepenuh hati atau mungkin sedang tidak gembira. Kita seharusnya bisa melakukan apa saja dengan sepenuh hati. Dengan sepenuh hati, otomatis kita juga bisa menikmati pekerjaan yang kita lakukan. Penyapu jalanan saja terkadang terlihat menikmati pekerjaannya meskipun itu bukan kerjaan yang layak baginya. Mengapa ? Bisa saja karena ia sepenuh hati mengerjakannya. Contoh lain, terkadang kita bisa melihat karya seni yang sangat bagus atau detail sekali pekerjaannya. Mengapa demikian ? Karena, ia sepenuh hati mengerjakannya. Coba kalau tidak sepenuh hati, pekerjaan mendetail apapun bisa hancur bahkan tidak jadi. Contoh lain lagi menurut kisah di atas. Kalau, anak tersebut tidak sepenuh hati menggergaji kayu tersebut, bisa saja dia sudah malas menggergaji atau bisa saja dia mengeluh dalam menggergaji.

Itulah yang bisa saya simpulkan dari kisah di atas. Apakah kalian ada pendapat lain? Silahkan berkomentar ya...

Akhir kata,

Semoga dengan kisah di atas kita dapat menjadi manusia yang lebih baik. Doakan penulis ya, saya akan menghadapi Ujian Sekolah dan Ujian Nasional tingkap SMP. Semoga saya dan seluruh siswa SMP di Indonesia dapat menghadapinya dengan baik dan mendapat hasil yang baik juga. Amin !
Disqus Comments