Minggu, 05 Mei 2013

[Renungan] : Hidup di Alam Mimpi

hai bloggersz,
maaf nih saya terlalu malas dan tidak punya ide untuk menceritakan apa yang ada dipikiran saya. Namun, saya akan membuat artikel yang berisi "Hidup di alam mimpi". Pasti banyak orang bingung dan menanyakan, apa sih yang dimaksud artikel ini dan apa saja yang membuat saya membuat artikel ini ? Tanpa basa-basi ayo ke TKP !!!

     Inspirasi saya membuat artikel ini berawal dari teman saya Vincent Geraldy membawa sebuah buku yang bisa menyelipkan banyak kertas-kertas. Dia menyelipkan rapot semester duanya di dalam buku itu. Sayapun melihat rapotnya. Sepintas saya kaget karena nilainya banyak yang menurun. Tapi saya tetap bangga padanya ia masih dapat peringkat 5 dari 35 anak di kelasnya. (Vincent sudah pindah ke sekolah lain). Dia langsung bercerita tentang seorang temannya yang sangat cerdas. Hampir di rapotnya semua angka 100 ! Saya tercengang dan penasaran bagaimana ia belajar. Namun kata Vincent ia sering sekali ke warnet untuk main game online dan sebagainnya. Saya menjadi heran dengan perkataan Vincent. Namun, disaat saya masuk ruang kelas (Kelas kursus inggris lebih tepatnya). Saya menceritakan tentang itu. Guru sayapun terheran-heran bisa demikian. Guru saya mengatakan bahwa itu bisa saja karena ada tiga tipe cara belajar seseorang yang mana ada yang lebih dominan. Pertama yaitu visual, mengandalkan kemampuannya dalam melihat dan menulis atau menggambar mind mapping. Kedua yaitu auditory, mengandalkan kemampuannya dalam hal mendengarkan. Terakhir yaitu kinestetik, terlihat seperti orang yang hiperaktif namun karena aktif itulah dia dapat belajar. Guru saya juga mengatakan bahwa kebanyakan orang cerdas memiliki cara belajar kinestetik. Saya langsung seperti menrendahkan diri dan bertanya kepada diri sendiri, "Apakah saya bisa seperti itu ?". Di saat itu juga saya tersadarkan ada sesuatu yang pasti dia tidak punya yaitu, pikiran tentang hidup ini yang sementara. Saya sering membaca buku guruku tentang dunia ini. Ia berkata :
Kita mimpi disaat tidur, sebenarnya kita sendiri telah ada di dunia mimpi. Tiada yang nyata di 'dunia' ini."
Saya berpikir jika demikian maka saat kita meninggal adalah saat-saat di mana kita akan menghadapi kehidupan kita yang benar-benar nyata, mau itu surga atau neraka. Setelah berpikir dan tersadarkan oleh itu. Saya langsung jadi diri saya sendiri dan tetap berusaha semaksimal mungkin dalam mengejar apa yang saya kejar.

    Melalui cerita di atas, apakah kalian telah mendapatkan apa yang saya pikirkan ? Jika tidak mari saya lebih terangkan lebih lanjut. Kita sering menyebutkan bahwa dunia kita sekarang itu adalah dunia nyata yang di mana kita dapat segalanya dalam dunia ini secara nyata. Beda dengan mimpi, kita sering bermimpi bahwa kita akan gapai semuanya dan tiba-tiba kita terbangun dari tidur kita dan hilang semua yang kita gapai dalam sekejap.
     Namun, pernahkah kita berpikir bahwa sebenarnya dunia nyata dan dunia mimpi adalah sama ? Saya yakin pasti banyak yang menentang apa yang saya katakan di sini namun saya akan terangkan lagi. Kita hidup dan menjalani hidup kita di dunia nyata. Lalu jika tiba saatnya kita meninggal, saat itu juga kita meninggalkan dunia nyata ini. Nah sampai di sini sudah ada yang mendapatkan apa yang saya pikirkan ? Ya, benar sekali. Hidup kita juga sementara, meski kita hidup satu abad, lima ribu abad, sampai milyaran abadpun, Tuhan menganggap waktu kita itu sangat pendek. Dan juga apa yang kita peroleh selama ini sirna seketika setelah kita meninggal sama seperti mimpi.
    Meski demikian, kita juga tidak bisa semaunya di dunia 'nyata' ini. Sebab kita akan ke tahap selanjutnya di mana kita akan diputuskan untuk di bawa ke mana setelah kita meninggal dari dunia 'nyata' ini. Jadi bukan berarti kita dapat semaunya di dunia ini. Oleh sebab itu saya juga mengerti apa yang dimaksud guru saya yang berkata :
Kita tidur dan bermimpi. Namun, kita hidup di dunia mimpi. Oleh sebab itu, dunia mimpi yang bukanlah dunia mimpi adalah mimpi.
Ada yang tidak paham ? Arti dari perkataan guru saya adalah Kita hidup di dunia nyata ini bagaikan secara nyata. Namun sebenarnya kita bukan hidup di dunia 'nyata' namun 'mimpi'. Oleh sebab itu banyak yang mengatakan kita hidup di dunia 'nyata' bukan 'mimpi'. Tetapi, dunia 'nyata' ini adalah dunia 'mimpi' adanya.

Nah itulah yang saya mau sadarkan kepada kalian semua. Jangan terlena akan keindahan dunia ini dan jangan juga mengakhiri hidup kalian dengan sia-sia sebab kita akan menuju ke dunia 'nyata'.

Akhir kata,
semoga kalian mengerti apa yang saya katakan dan semoga bermanfaat ! (INGAT ! Ini adalah ajaran UNIVERSAL, jadi saya bukan ingin membawa-bawa salah satu agama. Namun ini baik untuk semua agama)
Disqus Comments